Macam-Macam Gangguan Kepribadian: Ciri, Jenis, dan Dampaknya

Macam-Macam Gangguan Kepribadian: Ciri, Jenis, dan Dampaknya (Pexel/Liza Summer)

MLID – Gangguan kepribadian merupakan kondisi mental yang ditandai dengan pola pikir, perasaan, dan perilaku yang tidak sehat, kaku, serta menyulitkan seseorang dalam menjalin hubungan sosial atau menjalani aktivitas sehari-hari.

Orang dengan gangguan ini sering kali tidak menyadari bahwa cara mereka berinteraksi dengan dunia berbeda secara signifikan dari norma umum, dan bisa memicu konflik atau kesulitan dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Dalam dunia psikologi, macam-macam gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok besar berdasarkan gejala dan karakteristik yang ditampilkan, yaitu kelompok A (aneh atau eksentrik), kelompok B (dramatis, emosional, atau tidak stabil), dan kelompok C (cemas dan takut). Mari kita bahas satu per satu.

Gangguan dengan Perilaku Aneh atau Eksentrik

Gangguan Kepribadian Paranoid

Orang dengan gangguan ini cenderung tidak percaya pada orang lain dan selalu curiga terhadap motif mereka. Mereka sering merasa bahwa orang lain akan menyakiti atau mengkhianati mereka, bahkan tanpa bukti. Akibatnya, mereka sulit menjalin relasi dekat dan sering kali terlihat defensif atau mudah tersinggung.

Gangguan Kepribadian Skizoid

Individu dengan kepribadian skizoid tampak dingin, tertutup, dan tidak tertarik pada hubungan sosial. Mereka cenderung hidup menyendiri, jarang menunjukkan emosi, dan lebih nyaman dalam aktivitas yang tidak melibatkan orang lain.

Gangguan Kepribadian Skizotipal

Gangguan ini ditandai dengan pemikiran dan kepercayaan yang aneh, seperti keyakinan supranatural atau pikiran magis. Mereka juga sering mengalami kesulitan dalam komunikasi sosial karena perilaku dan cara berbicara yang tidak biasa.

Gangguan dengan Perilaku Dramatis dan Emosional

Gangguan Kepribadian Antisosial

Orang dengan gangguan antisosial menunjukkan ketidakpedulian terhadap hak-hak orang lain. Mereka cenderung manipulatif, tidak jujur, dan tidak menunjukkan penyesalan setelah menyakiti orang lain. Gangguan ini sering dikaitkan dengan perilaku kriminal dan pelanggaran norma sosial.

Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline)

Ciri khasnya adalah ketidakstabilan emosi, citra diri yang berubah-ubah, dan hubungan interpersonal yang intens namun tidak konsisten.

Penderita sering merasa takut ditinggalkan, mengalami perubahan mood ekstrem, serta melakukan tindakan impulsif yang membahayakan diri sendiri.

Gangguan Kepribadian Histrionik

Penderita gangguan ini sangat bergantung pada perhatian orang lain dan menunjukkan ekspresi emosi yang berlebihan. Mereka bisa bersikap dramatis, mencari pengakuan, dan merasa tidak nyaman jika tidak menjadi pusat perhatian.

Gangguan Kepribadian Narsistik

Individu dengan kepribadian narsistik memiliki rasa percaya diri yang berlebihan, merasa lebih unggul dari orang lain, dan haus akan pujian. Sayangnya, mereka sering mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang lain, serta sulit menerima kritik.

Gangguan dengan Perilaku Cemas dan Takut Berlebihan

Gangguan Kepribadian Menghindar (Avoidant)

Orang dengan gangguan ini merasa sangat cemas terhadap penolakan atau kritik dari orang lain. Mereka cenderung menarik diri dari hubungan sosial, meskipun sebenarnya menginginkan koneksi emosional.

Gangguan Kepribadian Dependen

Penderita merasa sangat bergantung pada orang lain untuk membuat keputusan atau menyelesaikan tugas sehari-hari. Mereka takut ditinggalkan, sulit menunjukkan inisiatif, dan cenderung mengorbankan kebutuhan diri sendiri demi menyenangkan orang lain.

Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif

Berbeda dengan OCD, gangguan ini melibatkan kebutuhan ekstrem terhadap keteraturan, kesempurnaan, dan kontrol. Orang dengan gangguan ini sangat terobsesi pada detail dan aturan hingga sering kali mengabaikan fleksibilitas dan efisiensi.

Dampak Gangguan Kepribadian dalam Kehidupan

Gangguan kepribadian bisa berdampak besar terhadap kualitas hidup seseorang. Kesulitan dalam berinteraksi sosial, ketidakmampuan mempertahankan pekerjaan, hingga permasalahan keluarga kerap kali muncul sebagai konsekuensinya.

Bahkan, dalam beberapa kasus, penderita juga berisiko mengalami gangguan mental lainnya seperti depresi, kecemasan, hingga penyalahgunaan zat.

Sayangnya, banyak penderita tidak menyadari kondisi mereka atau enggan mencari bantuan karena stigma yang melekat. 

Padahal, dengan penanganan yang tepat seperti psikoterapi, konseling, dan dalam beberapa kasus penggunaan obat-obatan, penderita bisa belajar mengelola gejala dan menjalani hidup yang lebih stabil dan sehat.

Memahami macam-macam gangguan kepribadian adalah langkah awal dalam membangun empati serta mendukung orang-orang yang mungkin sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya.

Jika kalian atau orang terdekat menunjukkan gejala-gejala tersebut, jangan ragu untuk mencari pertolongan profesional. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan tidak ada salahnya untuk meminta bantuan.***

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال