![]() |
| 7 Cabang Neurosains yang Perlu Kamu Tahu (Pinterest/Creative Market) |
MLID - Halo, MLID Frends!
Ketemu lagi nih! Kali ini kita bakal ngebahas hal yang nggak kalah seru dari
video sebelumnya. Kalau sebelumnya kita udah ngobrol soal perbedaan neurosains
dan neurologi, sekarang waktunya kita ngulik lebih dalam yaitu tentang apa
aja sih cabang-cabang neurosains itu?
Yup, ternyata neurosains itu nggak cuma satu bidang doang,
lho. Sama kayak ilmu lain, neurosains juga punya banyak cabang. Jadi buat kamu
yang suka sama dunia otak (dan bukan cuma karena nonton drama medis), yuk
kenalan sama tujuh cabang utama dari neurosains. Siapa tahu kamu nemu passion
baru di sini!
1. Molecular and Cellular Neuroscience
Oke, kita mulai dari cabang yang katanya paling rumit: neurosains
molekuler dan seluler. Di sini, kita ngomongin soal molekul, gen, dan
protein yang berperan dalam sistem saraf. Cabang ini tuh penting banget karena
dari sinilah kita bisa paham kenapa gangguan seperti Alzheimer bisa terjadi.
Contohnya, ternyata mitokondria—bagian kecil dari sel
yang sering disebut "mesin energi tubuh"—punya peran dalam beberapa
penyakit neurodegeneratif. Keren kan? Rumit sih, tapi super menarik kalau kamu
suka hal-hal detail dan biologis.
2. Developmental Neuroscience
Nah, kalau yang ini cocok buat kamu yang tertarik sama
perkembangan manusia. Di developmental neuroscience, para peneliti fokus
ke bagaimana otak berkembang dari dalam kandungan sampai dewasa.
Ilmu ini penting banget buat pahami gangguan seperti ADHD,
autisme, dan berbagai spektrum gangguan perkembangan lainnya. Bahkan kita juga
belajar soal neuroregeneration, alias kemampuan jaringan saraf untuk
"sembuh" dan tumbuh lagi. Gokil banget, kan?
3. Clinical Neuroscience
Seperti namanya, clinical neuroscience ini lebih ke
arah dunia medis. Tujuannya? Merawat dan mencegah gangguan neurologis,
sekaligus merehabilitasi pasien dengan cedera otak. Biasanya sih, yang
mendalami bidang ini punya latar belakang pendidikan kedokteran.
Kalau kamu punya jiwa penyembuh dan pengen gabung di dunia
medis, cabang ini cocok banget!
4. Computational Neuroscience
Oke, siap-siap puyeng (tapi dalam arti positif). Computational
neuroscience adalah gabungan dari matematika, fisika, psikologi, dan ilmu
komputer buat bikin model fungsi otak.
Yup, otak kita di-"simulasiin" pake rumus dan algoritma!
Tapi, jangan salah paham ya. Bukan berarti otak = komputer.
Otak jauh lebih kompleks. Tapi cabang ini bantu kita pahami logika di balik
aktivitas saraf. Seru tapi butuh ngopi banyak kayaknya.
5. Behavioral Neuroscience
Cabang ini fokus ke hubungan antara otak dan perilaku. Bisa
dibilang, behavioral neuroscience itu jembatan antara psikologi dan
biologi. Misalnya, peneliti bisa cari tahu kenapa seseorang jadi agresif, dan
apa hubungannya sama hormon atau aktivitas saraf tertentu.
Kamu suka nonton orang? Eh, maksudnya suka mengamati
perilaku orang? Nah, bidang ini bisa jadi pilihan menarik!
6. Affective Neuroscience
Kalau yang satu ini ngebahas soal otak dan emosi. Di affective
neuroscience, kita belajar gimana bagian otak seperti amygdala
merespons rasa takut, ancaman, atau perasaan lainnya.
Buat kamu yang tertarik dengan isu seperti depresi,
kecemasan, atau gangguan suasana hati lainnya, cabang ini bisa banget jadi
fokus penelitian.
7. Cognitive Neuroscience
Terakhir tapi bukan yang paling akhir (karena cabang
neurosains itu banyak banget), ada cognitive neuroscience. Ini salah
satu yang paling populer, apalagi buat kamu anak psikologi.
Di sini, kita belajar tentang gimana pikiran terbentuk. Dari
proses atensi, persepsi, memori, sampai pengambilan keputusan—semuanya dikupas
dari sisi otak. Biasanya risetnya pakai alat kayak EEG atau MRI untuk lihat
aktivitas otak secara langsung. Seru abis!
Gimana? Ternyata neurosains itu luas banget ya! Mulai dari
yang fokus ke molekul sampai yang ngulik pikiran dan perilaku, semuanya punya
peran penting dalam memahami otak kita yang luar biasa kompleks ini.
Kalau kamu suka topik kayak gini, boleh banget share artikel
ini ke teman-teman kamu yang juga suka bahas soal otak. Dan siapa tahu, setelah
ini kamu jadi pengen mendalami salah satu cabang neurosains. Karena, siapa sih
yang nggak penasaran sama organ paling misterius dan powerful di tubuh manusia?
Jangan lupa follow terus info menarik lainnya, ya. Sampai
jumpa di artikel berikutnya!***
