Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif

 

Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (Pexel/cottonbro studio)

MLID – Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD) adalah gangguan kepribadian yang ditkaliani dengan pola pikir dan perilaku yang cenderung berlebihan dalam hal keteraturan, perfeksionisme, dan kontrol.

Meskipun namanya serupa dengan Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD), kedua kondisi ini memiliki perbedaan mendasar dalam cara manifestasinya. Artikel ini akan membahas tentang OCPD, gejalanya, perbedaannya dengan OCD, serta pengobatannya.

Apa itu Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD)?

Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD) adalah kondisi mental yang ditkaliani dengan kebutuhan berlebihan untuk mencapai kesempurnaan, keteraturan, dan kontrol dalam kehidupan sehari-hari.

Mereka yang mengidap OCPD sering kali merasa tidak puas dengan hasil yang dianggap orang lain cukup baik, dan berfokus pada detail hingga merugikan diri sendiri maupun orang lain di sekitar mereka.

OCPD berbeda dengan Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) karena pada OCPD, pikiran dan perilaku berulang tersebut tidak selalu berkaitan dengan kecemasan yang mengganggu.

Sementara itu, OCD lebih sering melibatkan obsesi yang menyebabkan kecemasan tinggi, yang kemudian diikuti dengan kompulsi untuk mengurangi kecemasan tersebut.

Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif

Penderita OCPD umumnya menunjukkan pola pikir dan perilaku tertentu yang berulang. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat ditemukan pada individu dengan gangguan ini:

1. Perfeksionisme yang Berlebihan

Orang dengan OCPD cenderung memiliki stkalianr yang sangat tinggi terhadap diri mereka sendiri dan orang lain, bahkan hingga mencapai titik yang tidak realistis. Mereka sering kali merasa kecewa jika hasil pekerjaan atau aktivitas tidak memenuhi ekspektasi yang mereka tetapkan.

2. Keteraturan dan Fokus pada Detail

Penderita OCPD memiliki kecenderungan kuat untuk memprioritaskan keteraturan dan detail dalam segala hal. Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau cemas jika ada ketidaktepatan atau ketidakaturan dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari mereka.

3. Kebutuhan Akan Kontrol

Individu dengan OCPD sering kali merasa perlu mengendalikan berbagai aspek dalam hidup mereka, baik di tempat kerja, di rumah, maupun dalam hubungan sosial. Mereka cenderung mengatur segala hal dengan cara mereka sendiri.

4. Sulit untuk Mendelegasikan Tugas

Salah satu tkalian khas OCPD adalah kesulitan dalam mendelegasikan tugas kepada orang lain. Mereka sering merasa bahwa hanya diri mereka yang bisa melakukan pekerjaan dengan benar, dan mereka tidak puas jika orang lain tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan cara mereka.

5. Sikap Pelit

Penderita OCPD sering kali enggan mengeluarkan uang atau membeli barang, bahkan untuk kebutuhan pribadi mereka sendiri. Hal ini mencerminkan ketidakmampuan untuk menikmati hasil kerja keras mereka dan ketakutan terhadap pemborosan.

6. Kesulitan Mengekspresikan Perasaan

Orang dengan OCPD sering kali kesulitan untuk menunjukkan kasih sayang atau empati kepada orang lain. Mereka lebih cenderung berfokus pada logika dan struktur, dan merasa tidak nyaman dengan perilaku emosional atau spontan.

Perbedaan antara OCPD dan OCD

Walaupun nama keduanya hampir sama, OCPD dan OCD adalah dua kondisi yang sangat berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada hubungan dengan kecemasan dan cara manifestasinya:

  • OCD (Gangguan Obsesif-Kompulsif): Penderita OCD sering kali mengalami obsesi, yaitu pikiran atau gambar yang tidak diinginkan yang menimbulkan kecemasan, yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan kompulsi (perilaku berulang) untuk meredakan kecemasan tersebut. Misalnya, mereka mungkin merasa perlu mencuci tangan berulang kali untuk mengurangi ketakutan akan kuman.
  • OCPD (Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif): Sebaliknya, OCPD lebih terkait dengan pola pikir yang berlebihan terhadap keteraturan, kontrol, dan perfeksionisme tanpa adanya kecemasan yang kuat. Orang dengan OCPD mungkin merasa bahwa cara mereka adalah cara yang terbaik dan benar, dan mereka berjuang untuk menghindari ketidakteraturan, namun tidak ada obsesi yang mengarah pada kecemasan seperti pada OCD.

Pengobatan untuk Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif

Pengobatan OCPD sering kali melibatkan terapi dan, dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan. Berikut adalah pendekatan umum dalam pengobatan gangguan ini:

Terapi Kognitif-Perilaku (CBT)

Terapi Kognitif-Perilaku (CBT) adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengatasi OCPD.

Terapi ini membantu individu untuk mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat, serta mengembangkan cara yang lebih realistis dan fleksibel dalam menghadapi tantangan hidup.

Penggunaan Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat digunakan untuk mengatasi gejala terkait seperti kecemasan atau depresi yang sering muncul bersamaan dengan OCPD.

Obat antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), sering digunakan untuk membantu mengurangi gejala tersebut.

Pentingnya Kesadaran Diri

Salah satu tantangan terbesar dalam OCPD adalah kenyataan bahwa individu yang mengalaminya sering kali tidak menyadari bahwa perilaku mereka mengganggu kehidupan mereka sendiri maupun orang lain.

Kesadaran diri sangat penting dalam proses pengobatan. Jika Kalian atau seseorang yang Kalian kenal menunjukkan tkalian-tkalian OCPD, berkonsultasilah dengan seorang profesional kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD) adalah kondisi mental yang serius yang dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial dan karier.

Mengetahui gejala OCPD, serta memahami perbedaannya dengan OCD, dapat membantu dalam mengidentifikasi dan menangani gangguan tersebut.

Dengan pengobatan yang tepat, individu dengan OCPD dapat belajar untuk lebih fleksibel dan menyesuaikan diri dengan kehidupan yang lebih seimbang dan sehat.***

 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال