Anxiety Bisa Kambuh Karena Apa? Memahami Pemicunya Agar Tak Terulang

 

Anxiety Bisa Kambuh Karena Apa? Memahami Pemicunya Agar Tak Terulang (Pict: Pexel/David Garrison)

Anxiety Bisa Kambuh Karena Apa? Memahami Pemicunya Agar Tak Terulang

Mindfulliving – Pernahkah kamu merasa sudah baik-baik saja, bahkan sudah melewati fase sulit, tapi tiba-tiba kecemasan datang lagi menyerang? Banyak orang bertanya-tanya, anxiety bisa kambuh karena apa sih?

Ternyata, gangguan kecemasan ini memang punya banyak pemicu yang bisa membuatnya "datang kembali", bahkan setelah kamu merasa sudah mengelolanya dengan baik.

Mengenali pemicu-pemicu ini adalah kunci penting agar kamu bisa lebih siap menghadapinya dan mencegah kambuhnya kecemasan.

Stres Pemicu Kambuhnya Anxiety

Salah satu pemicu paling umum dan seringkali jadi "biang kerok" utama kenapa anxiety bisa kambuh karena apa adalah stres. Ya, stres ini memang pemicu utama yang sering jadi tanda anxiety disorder kambuh.

Stres itu sendiri bisa datang dari berbagai arah, mulai dari masalah pekerjaan yang menumpuk, konflik dalam hubungan asmara atau pertemanan, sampai masalah finansial yang bikin kepala pusing.

Ketika kita stres, tubuh kita otomatis masuk ke mode "siaga". Hormon stres meningkat, dan sistem saraf kita jadi lebih sensitif.

Kalau kondisi ini terus-menerus terjadi, tubuh kita bisa kewalahan dan akhirnya memicu kembalinya gejala kecemasan. Jadi, penting banget untuk belajar bagaimana mengelola stres, biar si anxiety enggak gampang datang lagi.

Musuh Tersembunyi Anxiety

Percaya atau tidak, kebiasaan sehari-hari kita juga bisa jadi jawaban kenapa anxiety bisa kambuh karena apa. Salah satunya adalah kurang tidur. Tidur yang tidak cukup, apalagi kalau berlangsung terus-menerus, bisa memperburuk gejala anxiety dan membuat seseorang jadi lebih mudah merasa cemas.

Saat kurang tidur, otak kita tidak mendapatkan kesempatan untuk beristirahat dan "reset", sehingga respons terhadap stres jadi lebih sensitif.

Selain itu, hati-hati juga dengan konsumsi kafein berlebihan. Kopi memang nikmat dan bikin melek, tapi kafein itu stimulan.

Kalau terlalu banyak, kafein bisa meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, yang tentu saja bisa memperburuk gejala anxiety yang sudah ada. Jadi, kalau kamu sering cemas, coba deh kurangi dulu asupan kopi atau minuman berkafein lainnya, terutama di sore hari.

Perubahan Hidup, Alkohol, dan Kurangnya Dukungan

Faktor sosial dan emosional juga berperan besar dalam menentukan anxiety bisa kambuh karena apa.

Perubahan hidup yang besar, misalnya pindah rumah ke kota baru, kehilangan pekerjaan, atau bahkan kematian orang yang dicintai, dapat memicu stres yang luar biasa dan memperburuk gejala anxiety. Adaptasi terhadap perubahan memang melelahkan, apalagi kalau perubahannya negatif.

Lalu, ada juga penggunaan alkohol dan zat terlarang. Banyak orang salah kaprah mengira alkohol atau zat terlarang bisa meredakan kecemasan.

Padahal, dalam jangka panjang, keduanya justru dapat memperburuk gejala anxiety dan bahkan memicu serangan panik yang lebih intens. Mereka memang bisa memberikan efek relaksasi sesaat, tapi setelah itu, kecemasan bisa datang dengan kekuatan ganda.

Terakhir, kurangnya dukungan sosial juga bisa jadi pemicu. Merasa terisolasi, tidak ada tempat berbagi cerita, atau merasa tidak dipahami bisa membuat seseorang merasa lebih tertekan dan cemas.

Manusia adalah makhluk sosial, dan memiliki orang-orang terpercaya di sekitar kita adalah benteng pertahanan yang kuat melawan anxiety.

Genetik, Biologis, Trauma, dan Kondisi Medis

Selain faktor eksternal, ada juga alasan internal kenapa anxiety bisa kambuh karena apa. Faktor genetik misalnya. Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan, maka kamu mungkin lebih berisiko mengalami kondisi ini. Ini bukan berarti pasti terjadi, tapi kecenderungan genetik memang ada.

Kemudian, ada juga faktor biologis. Ketidakseimbangan zat kimia otak, seperti serotonin dan noradrenalin, dapat menyebabkan anxiety. Zat-zat ini berperan penting dalam mengatur suasana hati dan respons kita terhadap stres. Jika ada masalah dalam keseimbangan ini, anxiety bisa muncul atau kambuh.

Pengalaman traumatis di masa lalu juga bisa jadi pemicu kuat. Pengalaman seperti kekerasan, kecelakaan, atau bencana alam bisa menyebabkan seseorang mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), yang pada gilirannya dapat memicu gejala anxiety. Kenangan traumatis ini bisa muncul kembali dan memicu respons kecemasan yang kuat.

Terakhir, beberapa kondisi medis tertentu juga bisa menjadi alasan kenapa anxiety bisa kambuh karena apa. Penyakit jantung, diabetes, atau masalah tiroid, misalnya, dapat menyebabkan atau memperburuk gejala anxiety.

Bahkan, efek samping obat-obatan tertentu juga bisa memicu kecemasan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika kamu merasa kecemasanmu berhubungan dengan kondisi medis atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Tips Mengelola Anxiety Agar Tidak Mudah Kambuh

Memahami anxiety bisa kambuh karena apa adalah langkah awal yang sangat baik. Tapi, yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa mengelolanya agar tidak mudah kambuh. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

Pertama, identifikasi pemicu-mu. Coba buat catatan kecil atau jurnal untuk melacak apa saja yang memicu kecemasanmu. Setelah tahu, hindari pemicu tersebut jika memungkinkan, atau setidaknya persiapkan diri lebih baik saat harus menghadapinya.

Kedua, kelola stres. Ini bukan cuma soal menghindari stres, tapi belajar bagaimana meresponsnya. Lakukan aktivitas yang dapat membantu mengurangi stres, seperti yoga, meditasi, bermain musik, atau sekadar melakukan hobi yang kamu suka.

Ketiga, tidur yang cukup. Pastikan kamu mendapatkan tidur berkualitas setiap malam. Ciptakan rutinitas tidur yang teratur dan nyaman.

Keempat, batasi konsumsi kafein dan hindari alkohol serta zat terlarang. Ini adalah langkah penting untuk menjaga keseimbangan kimia otakmu.

Kelima, minta dukungan sosial. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang yang kamu percayai, seperti teman, keluarga, atau pasangan. Bergabung dengan kelompok dukungan juga bisa sangat membantu.

Terakhir, dan ini yang paling penting jika gejalanya parah atau sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, cari bantuan profesional. Psikolog atau psikiater dapat memberikan terapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), atau meresepkan obat-obatan yang sesuai untuk membantumu mengelola anxiety.

Dengan mengenali pemicu anxiety dan menerapkan langkah-langkah untuk mengelola stres dan gaya hidup, kamu dapat membantu mencegah kambuhnya anxiety dan kembali hidup dengan lebih tenang. Ingat, kamu tidak sendirian dalam perjuangan ini.(***)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال