![]() |
| Narsistik Bukan Sekadar Suka Diri Sendiri, Ini Lho Fakta Lengkapnya! (Pinterest/The Fast 800) |
MLID – Pernah nggak sih kamu ketemu orang yang kayaknya selalu pengen jadi pusat perhatian? Atau orang yang kalau dikritik langsung baper berat, padahal sehari-hari dia kayaknya pede banget?
Bisa jadi
orang itu punya gangguan kepribadian narsistik. Tapi jangan buru-buru nge-judge
ya, karena kondisi ini sebenarnya jauh lebih kompleks dari sekadar "suka
pamer" atau "haus pujian".
Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas tentang gangguan
kepribadian narsistik, mulai dari pengertian, penyebab, sampai jenis-jenisnya.
Tenang aja, bahasanya santai kok. Yuk, lanjut!
Apa Sih Gangguan Kepribadian Narsistik Itu?
Gangguan kepribadian narsistik atau dalam istilah kerennya Narcissistic Personality Disorder (NPD), adalah kondisi mental di mana seseorang merasa dirinya lebih hebat, lebih penting, dan lebih pantas dikagumi dibanding orang lain.
Jadi, orang dengan gangguan ini biasanya pengen banget dipuji terus dan selalu ingin jadi sorotan.Tapi jangan salah. Walaupun dari luar keliatannya kayak orang yang super percaya diri, sebenarnya mereka ini bisa sensitif banget kalau dikritik.
Di balik rasa percaya diri palsu itu, seringkali tersembunyi rasa takut akan kegagalan atau ketakutan kalau orang lain tahu sisi lemahnya.
Dan yang bikin miris, mereka juga cenderung kurang punya
empati. Jadi sering nggak peka sama perasaan orang lain. Akibatnya, hubungan
sosial mereka bisa jadi bermasalah, baik itu di lingkungan kerja, pertemanan,
bahkan dalam hubungan percintaan.
Apa Bedanya Narsistik Sama Percaya Diri?
Nah, ini penting banget nih. Banyak orang salah kaprah dan
nganggep narsistik itu cuma bentuk percaya diri yang kelewat batas. Padahal
beda!
Percaya diri itu muncul karena kita tahu nilai dan
kemampuan diri sendiri, dan biasanya disertai dengan sikap yang tetap rendah
hati dan menghargai orang lain.
Narsistik lebih ke arah ingin dianggap hebat terus,
bahkan kalau perlu dengan cara merendahkan orang lain. Rasa lebih hebat ini
biasanya jadi tameng untuk menutupi ketakutan dalam dirinya.
Kenapa Seseorang Bisa Jadi Narsistik?
Penyebab pastinya belum diketahui 100%, tapi ada beberapa
hal yang bisa jadi pemicunya, misalnya:
- Faktor
bawaan, seperti pengaruh neurobiologi alias hubungan antara otak
dan cara berpikir atau bertindak.
- Riwayat
keluarga yang punya gangguan narsistik juga bisa meningkatkan
risikonya.
- Pola
asuh saat kecil. Anak yang terlalu sering dipuji atau malah terlalu
sering dikritik bisa tumbuh jadi pribadi narsistik.
- Trauma
masa kecil, misalnya pernah ditelantarkan atau mengalami kekerasan.
- Sifat
bawaan yang mudah emosi atau punya kepribadian yang sensitif.
Jenis-Jenis Narsistik yang Perlu Kamu Tahu
Ternyata, gangguan narsistik itu nggak cuma satu macam aja
lho. Ada beberapa tipe dengan karakteristik yang beda-beda. Yuk kenalan
satu-satu:
Narsistik Tampak (Grandiose Narcissism)
Ini tipe yang paling "kelihatan". Mereka cenderung
arogan, percaya diri berlebihan, dan suka banget merendahkan orang lain supaya
dirinya terlihat superior. Nggak heran kalau tipe ini juga sering banget jadi
pusat drama di mana-mana.
Narsistik Terselubung (Covert Narcissism)
Kalau yang ini, lebih kalem dan nggak terlalu kelihatan dari
luar. Mereka tetap merasa lebih dari orang lain, tapi nggak terang-terangan
nunjukkin. Namun, di balik wajah tenangnya, mereka tetap pengen diperhatiin dan
diakui. Nggak jarang juga mereka playing victim alias merasa jadi korban karena
"dunia nggak ngerti dirinya".
Narsistik Antisosial (Antagonistic Narcissism)
Nah, ini tipe yang agak bahaya. Mereka nggak segan-segan
manipulasi orang lain demi keuntungan sendiri, dan biasanya nggak merasa
bersalah setelahnya. Tipe ini juga suka banget berkompetisi, gampang dendam,
dan susah banget memaafkan kesalahan orang.
Narsistik Prososial (Communal Narcissism)
Sekilas keliatannya baik hati dan suka nolong orang. Tapi di
balik itu semua, mereka melakukan kebaikan demi dapet pengakuan, pujian, dan
validasi dari orang lain. Jadi kebaikannya tuh sering nggak tulus-tulus amat.
Terus, Harus Gimana Kalau Kita Atau Teman Kita Narsistik?
Kalau kamu ngerasa punya tanda-tanda narsistik atau kenal
orang yang mungkin mengalaminya, langkah pertama adalah nggak langsung
menghakimi. Gangguan ini butuh pendekatan khusus dan kadang juga perlu
bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.
Beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Jangan
ikut drama, tapi tetap beri batasan sehat.
- Ajak
ngobrol secara terbuka kalau memang kamu dekat dengannya.
- Dorong
mereka (atau diri sendiri) untuk cari bantuan profesional.
- Ingat,
perubahan nggak terjadi dalam semalam. Butuh waktu, kesadaran, dan
komitmen.
Jadi, gangguan kepribadian narsistik bukan sekadar “suka
selfie” atau “narsis di medsos”. Ini adalah kondisi psikologis yang bisa
mengganggu kehidupan sosial seseorang, dan perlu penanganan yang tepat.
Jadi, daripada ngecap orang seenaknya, yuk lebih bijak dan
pahami dulu apa yang sebenarnya terjadi. Semakin kita paham, semakin kita bisa
bantu orang lain (dan diri sendiri) untuk tumbuh jadi pribadi yang lebih sehat
secara mental.***
